Selasa 17 Maret 2015,
event sepak bola terbesar di ranah Sumatera ini menyajikan duel sengit pada
partai final antara Lancang Kuning FC dari persatuan kekeluargaan Riau melawan Iskandar
Muda FC dari persatuan pelajar Aceh. Para penonton yang sejak pagi sudah datang
memadati stadium Qotamea terlihat antusias dengan membawa spanduk, poster,
banner demi mendukung tim kesayangannya bertanding.
Pukul 11 tepat peluit
panjang dibunyikan oleh wasit bernama Zizou pertanda pertandingan dimulai,
wasit yang berasal dari Ghana ini tentunya sudah familiar dikalangan mahasiswa
Indonesia karna kerap menjadi wasit di kompetisi sepak bola masisir, dibantu
dua rekannya Mangisol asal Jakarta dan Malik asal Nusa Tenggara sebagai hakim
garis.. Teriakan, yel yel, nyanyian bersahut sahutan dari tribun penonton, para
pendukung setia dari kedua tim tak henti hentinya membakar semangat para
pemain. Sementara diatas lapangan para pemain berjibaku, beradu skil, saling
jual beli serangan. Disatu sisi tim Lancang Kuning dihuni oleh para pemain
dengan skil diatas rata rata, lini tengah mereka terlihat solid mengatur ritme
kapan harus menyerang dan kapan harus bertahan. Disisi lain para pemain dari
tim Iskandar Muda juga tak kalah mumpuni, dengan bertekad ingin merebut gelar
juara untuk kelima kalinya mereka bermain sangat disiplin, lugas, tanpa memberi
celah untuk tim lawan membangun serangan.
Lancang Kuning FC baru
dapat memecah kebuntuan pada menit 20 lewat tendangan dari luar kotak penalty oleh
Ajay, kemudian disusul dua gol oleh Munir masing masing pada menit 35 dan 45
sehingga merubah kedudukan menjadi 3 - 0 untuk keunggulan tim perwakilan para
pelajar Riau ini. Tertinggal tiga gol tidak serta merta mematahkan semangat
para pemain Iskandar Muda, terbukti dibabak kedua mereka bermain lebih ofensif
mencatatkan beberapa peluang emas hingga akhirnya berbuah dua gol pada menit 70
oleh Rudi dan pada menit 75 oleh Amru. Skor 3 – 2 ini bertahan hingga peluit akhir
pertandingan ditiupkan, kemenangan untuk Lncang Kuning FC. Serentak para pemain
yang duduk di bangku cadangan, oficial, manager tim berlari ketengah lapangan
merayakan keberhasilan bersama para pemain. Para pendukung dari tribun penonton
semakin padu bernyanyi dan berteriak ‘Lancang Kuning juara’
‘Di partai puncak para
pemain dituntut untuk menampilkan performa terbaiknya dan itu terbukti dari
hujan gol yang tercipta pada partai final ini. Kami jelas terhibur’ ujar Imdad
Azizy salah satu penonton yang hadir pada partai final kemarin.
Untuk gelar
individual, kategori pemain terbaik pada Sumatera Cup tahun ini diperoleh oleh
Ardi. Sedangkan top skor diperoleh oleh rekan setimnya Munir. Dan untuk tim fair
play diperoleh oleh Laskar Sigincai FC, Minang Saiyo sebagai juara tahun lalu harus
puas sebagai juara ketiga.
1 Comments
Alhamdulillah..biidznillah
ReplyDelete