Keberadaan
penuntut ilmu di tanah rantauan jauh dari keluarga dan tanah kelahiran tentu
memiliki kisahnya masing-masing. Berdasarkan pengamatan, banyak dari pelajar
Indonesia di Mesir yang menghadapi masalah finansial. Dengan banyaknya
kebutuhan hidup mulai dari bayar kontrakan, makan sehari-hari, biaya
transportasi, membeli diktat kuliah dan kitab-kitab talaqqi, pulsa, serta
beberapa kebutuhan primer lainnya.
Perihnya
lagi bagi yang tidak memiliki sumber pengiriman dan penghasilan tetap, atau
menghadapi musibah seperti kecopetan, pembengkakan tagihan listrik atau air, atau
kejadian insidentil lainnya.
Maka
salah satu bentuk kepedulian Departemen Sosial PPMI Mesir adalah cita-cita
pembentukan Badan Takaful PPMI Mesir untuk menyelesaikan atau setidaknya
meringankan beban-beban, agar dapat belajar dengan konsentrasi tidak terganggu
oleh bayangan-bayangan keuangan. Setelah berusaha melakukan perumusan sistem
yang tidak mudah, akhirnya mulai mendapatkan titik terang.
Melalui
komunikasi dengan salah seorang syekh yang memiliki koneksi kepada orang hartawan-hartawan
setempat yang dermawan, beliau bersedia mejembatani untuk cita-cita ini, dengan
syarat pihak PPMI membantu beliau untuk mengumpulkan data mahasiswa dengan kriteria:
1) Benar-benar kurang Mampu, dan 2) Berakhlak Baik.
Kurang
Mampu
Yang
menjadi acuan kurang mampu di sini adalah:
1)
Tidak mendapatkan kiriman
bulanan,
2)
Yatim,
3)
Sudah berkeluarga,
4)
Terlilit hutang besar,
5)
Sakit dan butuh biaya
pengobatan.
Berakhlak
Baik
Syekh
MA menekankan kepada PPMI bahwa donasi yang disampaikan ini adalah amanah bagi
kita dari empunya yang mengharapkan sedekahnya jatuh kepada Thalibul Ilmi yang
memang layak disebut Thalibul Ilmi. "Bukan yang di sini hanya
mengedepankan gaya-gayaan, dikasi uang untuk dipakai jalan-jalan, atau mereka
yang suka nyanyi dan berjoget."
"Mereka
yang menggunakannya untuk membeli kitab, transportasi ke kuliah,
Tahapan Seleksi
PPMI
Mesir dalam kebijakannya, melakukan seleksi dua tahap: 1) Tahap pendataan dan 2)
Tahap Interview.
Tahap
pendataan dilakukan melalui google form. Adapun tahap selanjutnya
interview untuk mengivestigasi keadaan riil mustahiq dan mendengarkan
langsung kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Namun tahap interview yang
dijadwalkan setelahnya terkendala himbauan untuk social distancing semasa
Covid-19 sehingga terpaksa diurungkan.
Realisasi
Pembagian
ini kemudian terwujud pada kemarin Ahad, 13 April 2020. Dengan menentukan 38 penerima
prioritas untuk tahap pertama, bertempat di Wisma Nusantara, berlangsung dari
pukul 9.00 – 13.30 CLT berjalan lancar dengan dihadiri Presiden PPMI Mesir
Arief Mughni, Sekjend M. Rasyid Abdurrahman, Menko III Rahman Hasbi dan
beberapa anggota kabinet lainnya.
Selain
itu, pada hari yang sama, Syekh MA juga menyalurkan 70 syantoh, dipantau oleh
Menko III Rahman Hasbi dalam penyalurannya.
Sebelumnya
beberapa bantuan juga disalurkan oleh PPMI Mesir di tengah wabah Covid-19 ini
bekerjasama dengan kekelurgaan nusantara untuk menyalurkan kepada warganya,
mulai dari masker dan handsanitizer, sembako Baba Ragab berupa hati dan beras.
Dengan
efek ekonomi, mempengaruhi jumlah kiriman, bagi yang ingin berdonasi dapat
menyalurkan bantuan ke:
----
Laporan: Muhammad Zainuddin Ruslan (@Zeynruslan5)
0 Comments